Selasa, 04 Desember 2012

Tensimeter



Tensimeter dikenalkanoleh dr. Nikolai Korotkov, seorang ahli bedah Rusia, lebih dari 100 tahun yang lalu. Tensimeter sering juga disebut sphygmomanometer.  Tensimeter pada awalnya menggunakan raksa sebagai pengisi alat ukur, tetapi sekarang kesadaran akan masalah konservasi lingkungan meningkat dan penggunaan dari air raksa telah menjadi perhatian seluruh dunia. Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sumbat udara yang dapat diputar, kantong karet yang terbungkus kain, dan pembaca tekanan, yang bisa berupa jarum mirip jarum stopwatch atau air raksa.


Cara pengukuran tekanan darah

Cara menggunakan tensimeter air raksa adalah
  1. Pemeriksa memasang kantong karet terbungkus kain (cuff) pada lengan atas. )
  2. Stetoskop ditempatkan pada lipatan siku bagian dalam.
  3. Kantong karet kemudian dikembangkan dengan cara memompakan udara ke dalamnya. Kantong karet yang membesar akan menekan pembuluh darah lengan (brachial artery) sehingga aliran darah terhenti sementara.
  4. Udara kemudian dikeluarkan secara perlahan dengan memutar sumbat udara.
  5. Saat tekanan udara dalam kantong karet diturunkan, ada dua hal yang harus diperhatikan pemeriksa. Pertama, jarum penunjuk tekanan, kedua bunyi denyut pembuluh darah lengan yang dihantarkan lewat stetoskop. Saat terdengat denyut untuk pertama kalinya, nilai yang ditunjukkan jarum penunjuk tekanan adalah nilai tekanan sistolik.
  6. Seiring dengan terus turunnya tekanan udara, bunyi denyut yang terdengar lewat stetoskop akan menghilang. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk tekanan saat bunyi denyut menghilang disebut tekanan diastolik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share this history on :